Saturday, February 2, 2013

Teruntuk Si Teduh Blok 2 No 7

( Duh, bingung mau mulai darimana ini, walaupun setiap hari bertemu tapi masih tetap kaku mau mulai darimana, euuuuum, oke sip aku coba mulai dari hai aja ya )

Hai si coklat berponi kayu dengan pinggiran baja

Terimakasih telah merelakan badanmu di sengat panas dan di tampar dingin setiap harinya, hanya untuk menjaga aku dan teman teman ku agar selalu merasa nyaman

Terimakasih telah merelakan telingamu hanya untuk mendengar suara gitar dan nyanyian teman teman ku

Terimakasih karena tidak pernah marah akan suasana gaduh akan celoteh dan candaan berisik kami setiap hari

Terimakasih karena kamu masih mau berdiri setia untuk kami

Kamu tau kan jikalau ada yang berpartisipasi dalam hal terjadinya silaturahmi itu pahalanya banyak banget ?
nah aku yakin tabungan pahalamu mungkin sudah over ini isinya

:)

Eh tetapi maaf kan kami ya.

Kami tidak selalu bisa membersihkan debu dari badan mu,
kami hanyalah 3 orang mahasiswa yang terkadang tidak memperdulikan kebersihanmu

Kami belum sempat menutup sedikit luka di atap mu yang mungkin luka karena angin kencang beberapa waktu lalu

Kami selalu berisik di rongga rongga mu, dan mungkin membuat kau tidak enak dengan teman teman di sebelahmu

sekali lagi maafkan kami ya.

eh gak kerasa sudah 7 bulan kita bersama ya.
Perasaan baru kemaren aku melihatmu dan langsung meminangmu.
iya aku langsung saja meminangmu saat itu, mungkin aku jatuh cinta pada pandangan pertama dan seketika melihatmu aku langsung ingin bersamam mu dan takut ada yang lain merebutmu dariku

Eh tapi nanti setelah kita berpisah dan kau sudah bersama yang lain izinkan aku melihatmu tersenyum ya.

kau tak kan bisa ku lupa.

Terlalu banyak hal yang sudah kulewati bersamamu dan aku yakin itu akan terekam selamanya di memori kami bertiga.

termakasih ya buat semuanya

semoga kamu tetap kokoh selalu

:) 

Tuesday, January 29, 2013

Teruntuk Anak Kecil di Kursi Sebelah ( Sayangi selagi masih memiliki )


Senja di Gramedia

Bacaan ini terus membawa pikiran menuju ke segala arah

Dan aku Menikmati ini sambil membunuh rasa sepi yang lahir karena panjangnya minggu tenang menuju ujian

sesekali Kulemparkan pandangku ke segala arah, mulai mencari apa saja yang menarik bagi mata ini

dan aku tertarik melihat tingkah laku seorang anak dan ayahnya yang tepat berada tidak jauh dari kursi ku

Seorang ayah dan anak sedang bercanda, sang ayah memeluk anaknya, sang anak tertawa renyah, menikmati detik demi detik yang terlewati dalam hangat canda dekap ayahnya.

Anaknya tertawa bahagia, dan tidak memperdulikan susasana hening yang selalu menjadi ciri khas sebiuah toko buku

teapi jika aku yang menjadi anak itu, aku juga tak peduli lagi, selama aku ada di dalam dekap itu, semua terasa damai.

Telinga sang ayah penuh dengan tanya sang anak, dan ucap sang ayah penuh dengan jawaban, penuh dengan senyum dan tentunya kasih sayang yang teramat sangat.

Terpapaer jelas jutaan kasih sayang dalam setiap sela jari yang membelai kepala anaknya, jutaan cinta dalam setiap pandangan teduhnya. Sosok ayah itu.

Cintai dia, nak..

Selama waktumu masih berputar, selama peluk itu masih mudah kau nikmati.

Sayangi dia, nak..
Selama mata teduh itu masih bisa kau pandang, saat jarak pelepas rindumu hanya sejarak satu ketukan pintu.

Sosok tegar yang selalu melakukan apa saja demi kebahagiaanmu

Sosok Kuat yang selalu meredam mimpi dan menempatkan mimpi mu sebagai ambisinya

Sosok indah yang akan sangat kau rindukan. . . . . . . . . . . . Dalam ketiadaannya kelak.


Sayangi dan cintai ayahmu, teman..

Kamu tak pernah tahu kapan hari terakhir Tuhan mengijinkanmu untuk melihatnya.

Sunday, January 27, 2013

Ibu (tunggu aku)


Ibu,
Apa kabarmu?
Apa mata indah mu masih sering sakit ?
Aku selalu berdoa akan kesehatan mu disini
Semoga keberkahan senantiasa mengelilingimu.

Ibu, aku anakmu baik-baik saja disini. Kegiatan dan ke sok sibukan menyita hampir semua waktuku.
Tapi aku bersyukur, Tuhan baik padaku,
aku masih di berikanNya kesehatan.

Ibu aku rindu saat-saat Bersamamu, menemanimu menikmati senja sambil memakan gorengan yang biasa kita beli di persimpangan dekat rumah kita dan juga menikmati teh hangat dengan sedikit gula yang biasa kau buatkan untukku.

Ah, ibu lama tak bertemu di rumah yang bagi ku adalah istana kasih sayang,
sudah hampir 2 tahun dan aku begitu rindu.
Aku begitu ingin disana, selalu rindu hangat pelukmu, Selalu rindu canda tawa kita saat jarak belum memisahkan kita.

Ibu, aku berterima kasih.
Karena ketabahanmu aku belajar. Belajar, untuk terus berharap dan jauh dari kata putus asa.
Karena kepedulianmu aku belajar. Belajar peduli pada sekitarku. Sepertimu.
Karena kasihmu aku belajar. Belajar menjadi manusia yang pengasih. Walau aku belum bisa sepertimu.
Karena cintamu, aku belajar. Belajar mencintai sesama, hingga hampir-hampir aku tak kenal benci.
Karena sabarmu, aku belajar. Belajar bersyukur atas semua nikmat Tuhan, apapun itu sekarang aku bersyukur

Ibu, satu saat aku akan pulang. Pulang ke pangkuanmu. Bagiku aku tetap anak kecil, anakmu. Yang selalu bahagia di pelukmu. Yang selalu tertawa, bahagia  dan bersuka jika kau membelikan ku hadiah.
Ibu kepulanganku, hanya untuk merawatmu. Menemanimu di masa tua. Bersamamu habiskan waktu. Aku tak butuh hadiah seperti dulu.

Ibu, aku tahu sekuat apapun aku berusaha, semua yang kau beri tak akan pernah terganti. Ibu, aku tahu sebanyak apa aku memberi, aku tak pernah bisa mengganti semua cinta mu.
Tapi ibu, berikan aku kesempatan. Sekadar membalas semua kasih, sayang, cinta dan perhatianmu. Aku lagi-lagi sadar apa yang kulakukan takkan pernah cukup. Ya, hanya Tuhan yang bisa membalas, semua yang kau beri untukku.
Aku berdoa agar umur panjang dan sehat tertulis di buku nasibmu, hingga nanti aku bisa kembali berkumpul denganmu.

Ibu, tunggu aku.
bulan februari  ini aku pulang. Ke pangkuanmu, melepas sesak rindu yang menyeka dada.
jika Tuhan setuju, aku akan disana bersamamu

tunggu aku, ibu.

:')

Thursday, January 24, 2013

Pelangi hadir sesudah badai ( Untuk Indonesia)

Satu minggu ini kita memang banyak di suguhkan oleh media cetak maupun elektronik tentang bencana alam yang terjadi di ibukota kita Jakarta

yap.
ibukota kita saat ini lagi dan lagi terkena oleh banjir, tetapi banjir yang terjadi di awal tahun ini merupakan banjir terparah semenjak 6 tahun yang lalu.

memang kita tidak bisa menyalahkan siapa siapa
lebih baik introspeksi diri daripada saling melemparkan kesalahan.

belakangan memang negeri kita sudah menjadi langganan bencana alam.
Tsunami, Banjir bandang, Angin puting beliung, Badai, Kebakaran, Erupsi Merapi, Lumpur panas dan lain-lain.

sedih memang melihat saudara saudara kita yang terkena bencana
tersebut.

tapi mungkin ada hal positif yang terlahir akibat beberapa kejadian alam ini

sifat asli kita yang selalu kita banggakan dan merupakan ciri khas negara kita yaitu "Gotong Royong" kembali bercahaya.
ya bisa di katakan begitu, karena dengan seiring bergulirnya era modernisasi tampaknya ciri khas negara kita itu seperti redup.

tapi saat setiap ada kejadian apapun kita bisa lihat di seluruh pelosok negeri ini seluruh kalangan, baik remaja, orang tua, anak sekolah, orang kantoran, petani, nelayan, komunitas, mahasiswa, politikus, selalu bahu membahu menolong saudara setanah air yang bahkan kadang kita tidak kenal untuk bangkit dan move on dari bencana yang mereka hadapi

setidaknya ada harapan akan kebersamaan untuk negeri ini.

terlepas dari apapun niat dan tujuan mereka
tetapi niat baik tetap patut kita apresiasi








Semoga semangat ini akan terus hadir tanpa undangan dari bencana ya Indonesia ku

:")

Wednesday, January 23, 2013

Sepucuk kata untuk masa lalu


Kau adalah tapak di belakangku yang masih basah, jejak demi jejak yang belum bias

berkatmu kini aku lebih akrab dengan arah

denganmu aku banyak menciptakan cerita yang bisa kunikmati di kala senja saat ini

aturan adalah aturan

dan aturan memaksa kita untuk terus melangkah ke depan



Kau adalah keindahan yang sudah lewat

serpihan kisah yang sudah sekarat

kisah kita memang tidak panjang

dan sudah ku coba buang berulang-ulang


Di dalam keheningan malam kau sering menampakkan diri

mengingatnya kembali selalu membuat dada ini sesak

mencoba melawanmu dengan lupa ?

entahlah

kurasa kini ku sudah tidak bertenaga


Terimakasih ku ucapkan pada mu hey masa lalu ku

berkat mu kini aku belajar satu hal

" Jangan singgahkan mimpi pada orang yang tidak mau menetapkan hati"

:)


Sunday, January 20, 2013

Jaim ? no no no

Sering dengar kata jaim ?

Sering banget kan ya

ya jaim itu singkatan dari "Jaga Image" , atau ya ngejaga diri ini biar selalu di pandang sesuai dengan keinginan kita, seperti di pandang cool, baik, ramah, sopan dan bla bla bla lainnya
:)

banyak orang yang menjaga perilaku asli dirinya agar terlihat seperti orang lain yang mereka inginkan, dan juga biar dapat penilaian positif dari orang.

tetapi banyak yang terpenjara batin karena terlalu "jaim" mereka tidak jadi mereka sendiri.

ada yang seneng baca buku tapi takut di bilang cupu jadi malu, ada yang ketawa nya kenceng, tapi di depan orang ketawanya jadi kayak putri keraton, ada yang seneng usil jadi sok cool, ada yang emang dasarnya grusuk grasak sana sini jadi diem aja.
yap biar kata orang mereka ya begitu, mereka mensetting bagaimana penilaian orang terhadap mereka dengan cara menyiksa diri untuk tidak berperilaku sesuai yang hati mereka inginkan.

kamu mau jadi kamu atau siapa ?

sudahlah, jadi diri kamu aja. jangan pikirkan perkataan orang, kalo kamu seneng ama satu hal tapi takut penilaian sosial mereka jelek.
bilangin ke mereka : bodooo amaaat !

ada satu cerita yg pernah saya denger dari dosen saya, gini ceritanya :


Ada bapak dan seorang anak berjalan dari desa mereka menuju kota bertujuan untuk menjual sapi mereka.
di perjalanan bapak tersebut menarik sapi nya dan anaknya berjalan di sebelah bapak itu.

saat lewat di pasar sebelum kota yg mereka tuju, mereka di hampiri beberapa orang, dan orang tersebut berkata kepada bapak itu.

orang : hey pak, tega sekali kamu membiarkan anakmu berjalan, padahal anak mu kan bisa duduk di atas sapi tanpa harus berjalan sejauh ini.
mereka pun di tertawakan serta mendapat cemoohan dari orang orang tersebut

bapak dan anak itu malu dan mengurungkan niatnya untuk jualan,dan akan kembali pada esok hari.

Esoknya bapak dn anak tersebut kembali menuju kota dan seperti yang orang lain katakan kemarin, bapak itu menyuruh anaknya naik di atas sapi.

tetapi saat sampai di pasar, mereka di hampiri lagi oleh orang orang.
dan sekarang mereka berkata :

orang : hey pak, bodoh sekali masih mau jalan kaki, sedangkan anak nya di biarin naik di atas sapi. anak jangan terlalu di manjakan, itu cara mendidik yg tidak baik.

lagi lagi bapak dan anak itu malu dan gagal kekota.


hari berikutnya mereka mau ke kota lagi karena belum jadi menjual sapi tersebut.

tapi sekarang bapak dan anak tersebut menaiki sapi tersebut menuju kota.


saat di pasar, seperti biasa mereka di hampiri orang orang lagi.
dan sekarang orang itu berkata.

orang : hey kalian, tega sekali memaksa sapi itu untuk kalian naiki menuju kota. sapi itu sudah memiliki badan yang berat untuk berjalan di tambah lagi kalian berdua naik di punggung nya. sungguh tidak berperikemanusiaan.


akhirnya bapak dan anak itu kembali ke rumah dan membatalkan niat mereka untuk menjual sapi, hanya karena perkataan dan penilaian orang.

 nah dari cerita itu bisa kita ambil beberapa pelajaran kan.

bahwasanya jikalau kita terlalu mendengar kan apa kata dan penilaian orang terhadap kita itu tidak bakalan ada habisnya, kita bikin A salah, Bikin B salah, Bikin C salah. padahal semua yang kita lakukan itu sudah benar menurut kita.

mendengarkan orang itu perlu sebatas untuk intropeksi saja, tapi lakukan lah sesuatu itu sesuai dengan kata hati dan jangan terlalu "JAIM" untuk mendapatkan penilaian baik dari sosial

jangan sampai hanya karena kata orang banyak menghambat apa saja hal baik yang ingin kita lakukan.
tetap jadi diri kita sendiri ya.



terima kasih buat yang udah rela buang buang waktu untuk baca tulisan sok tau saya lagi ya

:)

Pages

This is my note