Sering dengar kata jaim ?
Sering banget kan ya
ya jaim itu singkatan dari "Jaga Image" , atau ya ngejaga diri ini biar selalu di pandang sesuai dengan keinginan kita, seperti di pandang cool, baik, ramah, sopan dan bla bla bla lainnya
:)
banyak orang yang menjaga perilaku asli dirinya agar terlihat seperti orang lain yang mereka inginkan, dan juga biar dapat penilaian positif dari orang.
tetapi banyak yang terpenjara batin karena terlalu "jaim" mereka tidak jadi mereka sendiri.
ada yang seneng baca buku tapi takut di bilang cupu jadi malu, ada yang ketawa nya kenceng, tapi di depan orang ketawanya jadi kayak putri keraton, ada yang seneng usil jadi sok cool, ada yang emang dasarnya grusuk grasak sana sini jadi diem aja.
yap biar kata orang mereka ya begitu, mereka mensetting bagaimana penilaian orang terhadap mereka dengan cara menyiksa diri untuk tidak berperilaku sesuai yang hati mereka inginkan.
kamu mau jadi kamu atau siapa ?
sudahlah, jadi diri kamu aja. jangan pikirkan perkataan orang, kalo kamu seneng ama satu hal tapi takut penilaian sosial mereka jelek.
bilangin ke mereka : bodooo amaaat !
ada satu cerita yg pernah saya denger dari dosen saya, gini ceritanya :
Ada bapak dan seorang anak berjalan dari desa mereka menuju kota bertujuan untuk menjual sapi mereka.
di perjalanan bapak tersebut menarik sapi nya dan anaknya berjalan di sebelah bapak itu.
saat lewat di pasar sebelum kota yg mereka tuju, mereka di hampiri beberapa orang, dan orang tersebut berkata kepada bapak itu.
orang : hey pak, tega sekali kamu membiarkan anakmu berjalan, padahal anak mu kan bisa duduk di atas sapi tanpa harus berjalan sejauh ini.
mereka pun di tertawakan serta mendapat cemoohan dari orang orang tersebut
bapak dan anak itu malu dan mengurungkan niatnya untuk jualan,dan akan kembali pada esok hari.
Esoknya bapak dn anak tersebut kembali menuju kota dan seperti yang orang lain katakan kemarin, bapak itu menyuruh anaknya naik di atas sapi.
tetapi saat sampai di pasar, mereka di hampiri lagi oleh orang orang.
dan sekarang mereka berkata :
orang : hey pak, bodoh sekali masih mau jalan kaki, sedangkan anak nya di biarin naik di atas sapi. anak jangan terlalu di manjakan, itu cara mendidik yg tidak baik.
lagi lagi bapak dan anak itu malu dan gagal kekota.
hari berikutnya mereka mau ke kota lagi karena belum jadi menjual sapi tersebut.
tapi sekarang bapak dan anak tersebut menaiki sapi tersebut menuju kota.
saat di pasar, seperti biasa mereka di hampiri orang orang lagi.
dan sekarang orang itu berkata.
orang : hey kalian, tega sekali memaksa sapi itu untuk kalian naiki menuju kota. sapi itu sudah memiliki badan yang berat untuk berjalan di tambah lagi kalian berdua naik di punggung nya. sungguh tidak berperikemanusiaan.
akhirnya bapak dan anak itu kembali ke rumah dan membatalkan niat mereka untuk menjual sapi, hanya karena perkataan dan penilaian orang.
nah dari cerita itu bisa kita ambil beberapa pelajaran kan.
bahwasanya jikalau kita terlalu mendengar kan apa kata dan penilaian orang terhadap kita itu tidak bakalan ada habisnya, kita bikin A salah, Bikin B salah, Bikin C salah. padahal semua yang kita lakukan itu sudah benar menurut kita.
mendengarkan orang itu perlu sebatas untuk intropeksi saja, tapi lakukan lah sesuatu itu sesuai dengan kata hati dan jangan terlalu "JAIM" untuk mendapatkan penilaian baik dari sosial
jangan sampai hanya karena kata orang banyak menghambat apa saja hal baik yang ingin kita lakukan.
tetap jadi diri kita sendiri ya.
terima kasih buat yang udah rela buang buang waktu untuk baca tulisan sok tau saya lagi ya
:)